Cuaca buruk yang terjadi Rabu siang hingga sore kemarin memaksa tim evakuasi yang terdiri dari unsur Badan SAR Nasional (Basarnas), Yon 301, dan SAR Brimob Polri menghentikan sementara evakuasi korban. Dandim 0609 Bandung, Letkol Jauhari Agus, menyebutkan, penghentian sementara evakuasi tersebut karena cuaca buruk dan dikhawatirkan terjadi longsor susulan.
Prediksi jumlah korban yang terkubur di lokasi longsor tersebut, menurut Letkol Jauhari Agus, mencapai 50 orang. Ini berdasarkan pendataan tim yang dikoordinasikannya, yang menyebutkan di lokasi permukiman yang tertimbun longsor terdapat 50 kepala keluarga (KK).
Jumlah bangunan yang terkubur di lokasi tersebut rumah karyawan sebanyak 35 unit, pabrik pengolahan teh, kantor koperasi karyawan, dan kantor kesehatan karyawan. Bangunan yang terkubur longsoran sebanyak 27 unit.
Tim evakuasi, kemarin, menemukan 21 jenazah dari timbunan tanah longsor Bukit Paros Waringin. Ke-21 jenazah itu terindetifikasi 14 orang, mereka adalah Otih (60), Ina Herlina bin Yoyo (25), Ade (1), Yulis bin Ajang (19), Iis bin Odang (20), Hae Jaelani bin Medi (31), Cucun bin Medi (47), Eka (16), Rani (17), Kirana (20), Ilis (24), Salpa (40), Jajang (35), Salina (20), dan Uen (33).
Menurut Kepala Desa Tenjolaya Tatang Sudrajat, nama-nama yang menghuni permukiman yang hingga Rabu kemarin masih belum ditemukan antara lain Neri (45), Asmi (30), Enja (40), Enah (35), Neni (21), Eti (24), Neneng Nahyi (28), Enyi (55), Umar (23), Ihsan (18), Agus Sopiandi (32), Isman (35) dan istrinya, Isti (29), Ayi (36), Jujue (44) Oneng, Dadang, Dasep, Amin, Ilah Rohilah, Ida Parida (25) Alpat Muharam (23), Irawan, Ilis, Suhiman, Risma, dan Oot.
Alat berat berupa dua unit ekskavator yang berada di lokasi sejak Selasa malam, sepanjang Rabu kemarin belum bisa beroperasi untuk membantu evakuasi korban. Kedua ekskavator itu meski sudah berada di lokasi, karena sulitnya medan dan kekhawatiran terjadinya longsor susulan, terpaksa hanya bergerak pada lokasi-lokasi tertentu. "Masih tidak membantu karena medannya sulit," kata Letkol Jauhari Agus.
Data dari Kecamatan Pasir Jambu menyebutkan, jumlah korban yang tertimbun akibat longsor setelah ditemukan 21 korban tewas dan diestimasi sedikitnya 32 orang diduga berada dalam timbunan longsoran tersebut. "Data tersebut, berdasarkan warga yang selamat dan menyatakan kalau anggota keluarganya masih tertimbun," kata Kepala seksi Pemerintahan Kecamatan Pasir Jambu Kosasih.
Korban selamat, Kaep (31), mengungkapkan, saat longsor terjadi dirinya tengah bekerja di pabrik pengolahan teh. Mendengar suara gemuruh, dia langsung keluar dan melihat longsoran tanah menimbun permukiman. Dia tidak berani mendekat ke permukiman, padahal istri dan kedua anaknya berada di rumah. Hingga Rabu kemarin, Kaep masih berharap istrinya, Ida (28), dan kedua anaknya, Kurniawan (4) dan Adit (2), selamat. "Kalaupun tewas, kami ingin menemukan mayatnya," kata Kaep yang mengaku bekerja sejak tahun 1988 di Pabrik Teh Kabepe Chakra ini.
Perkebunan Teh Dewata sebagai salah satu unit usaha PT Kabepe Chakra mempekerjakan sedikitnya 1.800 pegawai. Jumlah pekerja sebanyak itu sebagian besar adalah tenaga kerja pemetik teh. Akibat peristiwa longsor tersebut, sekitar 500 orang karyawan terpaksa harus diungsikan, meski ada di antara karyawan tersebut berada di lokasi aman.
Namun, untuk menjaga korban akibat adanya longsor susulan, menurut Koordinator Satuan Pengamanan Kebun (Satpambun) Dewata Tatang, direksi PT Kebepe Chakra mengungsikan seluruh pekerja ke Perkebunan Rancabali. "Di Perkebunan Rancabali, dinilai aman dan mereka masih bisa bekerja," kata Tatang. Untuk para pengunsgi tersebut, PT Kabepe Chakra menyediakan berbagai bantuan baik bahan makanan maupun kebutuhan lainnya.
Sementara itu, Wakil Presiden Boediono didampingi Gubernur Jabar H Ahmad Heryawan, Rabu (25/2) kemarin, meninjau lokasi longsor. Wapres Boediono sedianya akan menggunakan helikopter ke lokasi longsor di Kampung Dewata, Perkebunan Dewata, Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung. Namun, rencana tersebut batal akibat cuaca yang tidak mendukung. Wapres Boediono pun sedianya dijadwalkan meninjau lokasi banjir di Dayeuhkolot dan Baleendah.
Namun, rencana ini pun batal, sehingga seusai meninjau lokasi longsor, Wapres beserta rombongan langsung kembali ke Jakarta. (Agus Dinar)
Sumber : http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=247413
Prediksi jumlah korban yang terkubur di lokasi longsor tersebut, menurut Letkol Jauhari Agus, mencapai 50 orang. Ini berdasarkan pendataan tim yang dikoordinasikannya, yang menyebutkan di lokasi permukiman yang tertimbun longsor terdapat 50 kepala keluarga (KK).
Jumlah bangunan yang terkubur di lokasi tersebut rumah karyawan sebanyak 35 unit, pabrik pengolahan teh, kantor koperasi karyawan, dan kantor kesehatan karyawan. Bangunan yang terkubur longsoran sebanyak 27 unit.
Tim evakuasi, kemarin, menemukan 21 jenazah dari timbunan tanah longsor Bukit Paros Waringin. Ke-21 jenazah itu terindetifikasi 14 orang, mereka adalah Otih (60), Ina Herlina bin Yoyo (25), Ade (1), Yulis bin Ajang (19), Iis bin Odang (20), Hae Jaelani bin Medi (31), Cucun bin Medi (47), Eka (16), Rani (17), Kirana (20), Ilis (24), Salpa (40), Jajang (35), Salina (20), dan Uen (33).
Menurut Kepala Desa Tenjolaya Tatang Sudrajat, nama-nama yang menghuni permukiman yang hingga Rabu kemarin masih belum ditemukan antara lain Neri (45), Asmi (30), Enja (40), Enah (35), Neni (21), Eti (24), Neneng Nahyi (28), Enyi (55), Umar (23), Ihsan (18), Agus Sopiandi (32), Isman (35) dan istrinya, Isti (29), Ayi (36), Jujue (44) Oneng, Dadang, Dasep, Amin, Ilah Rohilah, Ida Parida (25) Alpat Muharam (23), Irawan, Ilis, Suhiman, Risma, dan Oot.
Alat berat berupa dua unit ekskavator yang berada di lokasi sejak Selasa malam, sepanjang Rabu kemarin belum bisa beroperasi untuk membantu evakuasi korban. Kedua ekskavator itu meski sudah berada di lokasi, karena sulitnya medan dan kekhawatiran terjadinya longsor susulan, terpaksa hanya bergerak pada lokasi-lokasi tertentu. "Masih tidak membantu karena medannya sulit," kata Letkol Jauhari Agus.
Data dari Kecamatan Pasir Jambu menyebutkan, jumlah korban yang tertimbun akibat longsor setelah ditemukan 21 korban tewas dan diestimasi sedikitnya 32 orang diduga berada dalam timbunan longsoran tersebut. "Data tersebut, berdasarkan warga yang selamat dan menyatakan kalau anggota keluarganya masih tertimbun," kata Kepala seksi Pemerintahan Kecamatan Pasir Jambu Kosasih.
Korban selamat, Kaep (31), mengungkapkan, saat longsor terjadi dirinya tengah bekerja di pabrik pengolahan teh. Mendengar suara gemuruh, dia langsung keluar dan melihat longsoran tanah menimbun permukiman. Dia tidak berani mendekat ke permukiman, padahal istri dan kedua anaknya berada di rumah. Hingga Rabu kemarin, Kaep masih berharap istrinya, Ida (28), dan kedua anaknya, Kurniawan (4) dan Adit (2), selamat. "Kalaupun tewas, kami ingin menemukan mayatnya," kata Kaep yang mengaku bekerja sejak tahun 1988 di Pabrik Teh Kabepe Chakra ini.
Perkebunan Teh Dewata sebagai salah satu unit usaha PT Kabepe Chakra mempekerjakan sedikitnya 1.800 pegawai. Jumlah pekerja sebanyak itu sebagian besar adalah tenaga kerja pemetik teh. Akibat peristiwa longsor tersebut, sekitar 500 orang karyawan terpaksa harus diungsikan, meski ada di antara karyawan tersebut berada di lokasi aman.
Namun, untuk menjaga korban akibat adanya longsor susulan, menurut Koordinator Satuan Pengamanan Kebun (Satpambun) Dewata Tatang, direksi PT Kebepe Chakra mengungsikan seluruh pekerja ke Perkebunan Rancabali. "Di Perkebunan Rancabali, dinilai aman dan mereka masih bisa bekerja," kata Tatang. Untuk para pengunsgi tersebut, PT Kabepe Chakra menyediakan berbagai bantuan baik bahan makanan maupun kebutuhan lainnya.
Sementara itu, Wakil Presiden Boediono didampingi Gubernur Jabar H Ahmad Heryawan, Rabu (25/2) kemarin, meninjau lokasi longsor. Wapres Boediono sedianya akan menggunakan helikopter ke lokasi longsor di Kampung Dewata, Perkebunan Dewata, Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung. Namun, rencana tersebut batal akibat cuaca yang tidak mendukung. Wapres Boediono pun sedianya dijadwalkan meninjau lokasi banjir di Dayeuhkolot dan Baleendah.
Namun, rencana ini pun batal, sehingga seusai meninjau lokasi longsor, Wapres beserta rombongan langsung kembali ke Jakarta. (Agus Dinar)
Sumber : http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=247413
No comments:
Post a Comment